BERNOSTALGIA DI MUSEUM (13)

MUSEUM PENERANGAN

museum_penerangan_tmiiMuseum Penerangan terletak di komplek Taman Mini Indonesia Indah disisi utara dekat dengan pintu 2, lebih tepat lagi berada di belakang anjungan daerah Jambi, menempati areal seluas 10.850 m2 dengan luas bangunan 3.980 m2. Gedung diresmikan pada 22 April 1993.
Bangunan museum memiliki tiga lantai. Bentuknya bintang bersudut lima yang melambangkan pancasila dan lima unsur media penerangan, yakni penerangan tradisional, radio, televisi dan pers.
Di depan bangunan museum terdapat tugu yang menyangga lambang penerangan “Api Nan Tak Kunjung Padam” dikelilingi oleh lima patung juru penerangan serta air mancur, pertemuan air dari atas tugu dengan air yang memancar dari bawah, melambangkan hubungan timbal balik antara pemerintah, masyarakat, dan media massa. Bagian atap bangunan yang berbentuk silinder melambangkan kentongan yang merupakan sarana tradisional, menyangga kerucut yang melambangkan antena, yang merupakan sarana modern. Ini mengandung arti bahwa sarana tradisional digunakan bersama-sama dengan sarana modern saling mengisi.
Saat ini, Museum memiliki koleksi sebanyak 431 buah. Misalnya surat kabar, foto, miniatur, diorama, maket, dan patung tokoh perfilman serta pers yang dilengkapi dengan audio player dengan sistem koin. Selain itu, juga ada fasilitas perpustakaan yang saat ini mengoleksi 1.633 buah buku.
Di lantai dua museum, terdapat relief sepanjang 150 meter yang menggambarkan sejarah penerangan Indonesia selama lima periode, peran penerangan dalam membangun kesatuan dan persatuan bangsa, dan penyampaian informasi melalui media cetak dan elektronik baik tradisional maupun modern.
Selain relief, di lantai dua juga terdapat tujuh diorama yang menggambarkan kegiatan penerangan dalam membangkitkan nasionalisme, menyatukan bangsa dan mengisi kemerdekaan dengan pembangunan.
Sedangkan di lantai tiga museum ini, terdapat sebuah studio mini televisi, radio dan juga film. Studio tersebut pernah digunakan TVRI dan RRI untuk menyiarkan informasi kepada masyarakat.
Ayo berkunjung ke Museum Penerangan TMII, gak usah bayar tiket ko…. Hanya mengisi buku daftar tamu aja. Museum ini buka dari hari Senin-Minggu, pukul 08.00 WIB-16.00 WIB.

 
MUSEUM PERANGKO INDONESIA

museum-perangkoMuseum Perangko Indonesia berada di dalam kompleks Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur, menempati sebuah bangunan artistik bergaya Jawa Bali dengan gapura berbentuk candi bentar serta pendopo besar luas beratap limasan di bagian depannya.
Di halaman Museum Perangko Indonesia terdapat tugu bola dunia, dengan seekor burung merpati membawa sepucuk surat, melambangkan tugas Perum Pos dan Giro untuk menjangkau seluruh dunia.

Ruangan Museum yang berbentuk melingkar, dibagi dalam 6 blok penyajian:

Instalasi di Blok Penyajian I Museum Perangko Indonesia yang berisikan Sejarah Perangko. Di sini diperlihatkan bagaimana pengiriman kabar dilakukan pada jaman dahulu, dengan menggunakan daun lontar; miniatur alat angkut surat tahun 1602 sampai tahun 1864; serta foto-foto prangko pertama di dunia yang dikenal dengan The Penny Black, tokoh pencetus prangko Sir Rowland Hill, Kantor Pos pertama di Batavia, prangko pertama Belanda yang terbit tahun 1852, dan klise prangko Belanda pertama bergambar Raja Willem III yang diterbitkan 1864.

Di Blok Penyajian II Museum Perangko Indonesia diperlihatkan proses pembuatan perangko, menampilkan patung pria perancang perangko, lengkap dengan peralatannya. Pada dinding menempel foto kantor pusat Pos yang berada di sebelah Gedung Sate Bandung.

Ruang penyajian III terdapat sejumlah perangko yang terbit tahun 1864-1950 pada masa pemerintahan Belanda, Jepang, dan masa perang kemerdekaan, Slide perangko Belanda dan Jepang bertema kebudayaan dan pariwisata, slide perangko peringatan 10 tahun Kemerdekaan RI, dan foto perangko bergambar Bung Karno dan Bung Hatta sebagai latar belakang perangko perjuangan yang dicetak di luar negeri.

Ruang penyajian IV menampilkan perangko dan souvenir sheet ‘cari kenangan’ yang diterbitkan sejak tahun 1950 dengan lima masa penerbitan: 1950-1959, tahun 1959-1966, tahun 1966-1973, tahun 1973-1983 dan tahun 1983-1993.

Diorama di Blok Penyajian V Museum Perangko Indonesia memamerkan koleksi perangko yang disusun berdasarkan tema, seperti kebudayaan, pariwisata, flora, fauna, lingkungan hidup, dan kemanusiaan.

Ruang penyajian VI menampilkan perangko tematik, khususnya Kepramukaan dan olahraga, di dalam beberapa kotak penyajian, termasuk slide Ibu Tien Soeharto dengan seragam Pramuka ketika menandatangani Sampul Hari Pertama Perangko Internasional ke-VI di Cibubur.

Jam Buka Museum Perangko Indonesia:
Selasa s/d Jum’at 08.00 – 16.00
Sabtu – Minggu 08.00 – 17.00
Senin : tutup
Tiket Masuk Museum Perangko Indonesia Rp. 2.000.

 
MUSEUM PUSAKA / TOSAN AJI

museum_pusakaBerlokasi di Komplek Taman Mini Indonesia Indah ( TMII ), Jakarta Timur di bagian sisi selatan, di antara gedung Museum Keprajuritan, Museum Serangga dan Taman Kupu-Kupu. Bangunan ini amat khas karena di atas atapnya terdapat bentuk keris menjulang. Tujuan dari museum ini tak lain untuk melestarikan, merawat, mengumpulkan serta menginformasikan benda-benda budaya berupa senjata tradisional kepada generasi mendatang.
Awalnya koleksi museum ini merupakan milik Mas Agung, yang kemudian dihibahkan oleh Sri Lestari Mas Agung kepada Ibu Tien Soeharto selaku ketua Yayasan Harapan Kita, yang kemudian museum ini diresmikan pada 20 April 1993 oleh Bapak H.M. Soeharto (Presiden RI saat itu). Mengkoleksi 6.811 benda koleksi.
Museum terdiri dari dua lantai dengan luas 1.535 m² berdiri di atas lahan 3.800 m².
Lantai I terdapat ruang informasi, ruang pusaka nusantara, ruang budaya pusaka dari jaman-kejaman, ruang jenis kayu, ruang Besalen, ruang konservasi/preservasi, ruang cenderamata/ruang kolektor, dan ruang Jamasan.
Sedangkan di lantai II terdapat ruang introduksi, ruang pusaka terpilih, ruang tangguh pusaka, ruang Pamor, dan ruang publik.
Selain memeragakan benda-benda koleksi senjata seluruh nusantara, ruang pameran juga menginformasikan berbagai hal mengenai pusaka, misalnya rincian pusaka, ragam bentuk pusaka, zaman pembuatan pusaka, ragam hias bilah pusaka, berbagai pusaka khas daerah, pusaka dari zaman ke zaman, dan pusaka hasil temuan. Jenis-jenis kayu untuk membuat pusaka serta ruang besalen (tempat kerja empu pembuat keris) dan peralatannya melengkapi pameran.
Beberapa koleksinya antara lain Keris Nagasasra Sabuk Inten zaman Mataram, kujang zaman Pajajaran, keris Singa Barong tinatah mas, karih dari Sumatera, belati zaman Kerajaan Mataram, kudi zaman kerajaan Tuban, pedang zaman Hamengku Bowono IX, dan keris Naga Tapa dari Yogyakarta merupakan pusaka langka dan melegenda.
Selain pameran tetap, museum juga melaksanakan pameran berkala baik di dalam maupun bekerjasama dengan pihak luar. Kegiatan lain yang ditawarkan kepada umum adalah penjamasan/perawatan pusaka, sertifikasi dan konsultasi pusaka, dan bursa pusaka keris dan tombak bagi yang berminat mengoleksi benda-benda pusaka.

Jam buka : Selasa – Minggu, Jam 09.00 – 16.00.
Tarif masuk : Rp 7.000.

 

MUSEUM SERANGGA DAN TAMAN KUPU-KUPU

museum_seranggaPengurus Perhimpunan Kebun Binatang Seluruh Indonesia (PKBSI) dan Museum Zoologicum Bogoriense (MZB) dengan restu Ibu Tien Soeharto mendirikan Museum Serangga dengan tujuan mengenalkan keanekaragaman khasanah serangga serta merangsang keinginan dan kepedulian masyarakat terhadap peran dan potensinya di alam.
Museum ini terletak di samping Taman Akuarium Air Tawar, menempati areal seluas 500 m2 mengambil bentuk tubuh belalang dan diresmikan oleh Presiden Soeharto tanggal 20 April 1993 bertepatan dengan ulang taun TMII ke-18 pada tahun 1998.
Jenis serangga dunia diperkirakan sekitar 16% ada di Indonesia. Sebanyak 500 jenis, terdiri atas kupu-kupu (sekitar 250 jenis), kumbang (sekitar 150 jenis), dan kelompok serangga yang lain (sekitar 100 jenis) menjadi koleksi Museum Serangga dan Taman Kupu (MSTK). Diorama-diorama yang dapat dilihat meliputi pesona kumbang nusantara, peranan serangga tanah dalam ekosistem dan pelestarian ekosistem, peta serangga Indonesia, serangga-serangga perombak, peta kupu-kupu Indonesia, kupu-kupu Bantimurung, dan serangga-serangga di pekarangan, serta kotak-kotak koleksi yang menampilkan kelompok serangga lain.
Selain koleksi serangga mati, juga mempunyai koleksi serangga hidup yang dapat dilihat langsung oleh pengunjung, antara lain kumbang tanduk, kumbang air, lebah madu, belalang ranting, belalang daun, dan kumbang badak. Di dalam Taman Kupu terdapat sekitar 20 jenis tanaman berbunga yang sering dikunjungi kupu-kupu. Selain itu juga dipelihara beberapa jenis binatang, antara lain tupai Sumatera, tupai Bali, oppusum layang, kadal lidah biru, kancil, dan tarsius. Laboratorium digunakan sebagai sarana penangkaran dan terbuka bagi mahasiswa dan pelajar yang ingin belajar bagaimana mengoleksi, membuat awetan serangga, identifikasi, serta memelihara serangga hidup dan mati.
Museum juga menyediakan layanan untuk menambah pengetahuan mengenai berbagai hal yang berhubungan dengan serangga, misalnya bimbingan umum tentang serangga dan kehidupannya, pemutaran film tentang kehidupan serangga dan penjelasan di ruang audio visual, bimbingan mengawetkan serangga, dan penangkaran serangga (kupu, belalang ranting dan belalang daun), yang dilengkapi dengan perpustakaan.

Jam Kunjungan:
Senin –  Minggu 09.00-17.00
Tiket:
Tiket masuk TMII (di atas tiga tahun) Rp 9.000
Tiket masuk Museum Serangga dan Taman Kupu (satu paket dengan Taman Aquarium Air Tawar) Rp 15.000
Note: Tiket shuttle/mobil wisata Nusantara Rp 3.000 (sebelumnya gratis).

Tinggalkan komentar